Rental
yang terdapat dikampusku sore itu kosong tak berpenghuni. Di jam ke empat hari
itu kosong. Waktu menunjukkan jam 14:00. Bulan puasa bukan berarti
males-malesan. Ku lewati mushala menuju rental computer di bawahnya dekat perpustakaan
dan koperasi menuju rental. Ada dua temanku yang sedang asyik menonton film
kartun jepang di computer yang ke dua dekat pintu. Ku segera menghidupkan
computer ke empat di tengah. Memang telah menjadi kebiasaan aku jika jam
kosong. Menulis. Inspirasi dari segala penjuru ku curahkan lewat tulisan. Baik
itu kebahagian, permasalahan, kegagalan, atau pun kesuksesan sekalipun.
Computer
yang nyalakan tadi pun bisa aku gunakan. Berbekal flash disk 4 GB dan USB, aku
tancapkan. Tanganku berpacu mengetik setiap kata-kata yang telah ku tulis di
buku catatanku. Suara berisik dari arah belakangku sudah menjadi biasa. Apalagi
saat semua mahasiswa keluar kelas. Depan perpustakaan yang terkunci, mahasiswa
berkumpul. Ada suara khas yang kudengar dan kukenal. Tanpa aku menengok aku
telah tahu itu siapa. Ah…… Ahhhh”, teriak orang di belakangku. Rental itu hanya
disekat oleh papan triplek satu meter. Duagaan ku ternyata benar. Orang yang
teriak-teriak itu adalah Adam.
Namun
aku tak hiraukan suara gaduh itu. Tanganku tetap mengetik cerpen. Mataku terus
berpacu membaca cerpen yang ada di bukuku bekerja sama dengan tanganku yang
tetap mengetik. Sesekali teman-temanku
dating mengahmpiri ke samping ku, ada juga dari belakangku. Mereka datang dan
pergi begitu saja. Mereka pun bertanya. Pertanyaan mereka sama. “Hus, kamu
ngerjain tugas apa”? Tanya mereka. Aku hanya menjawab lima hurup “BIASA”. Ada
juga yang memaklumi ada juga yang penasaran.
“Hus
lagi ngapain, ngetik apa”? Tanya Anas teman deketku. Dia sangat penasaran. “Biasalah
Nas, aku lagi ngetik cerpen nih. Puasa-puasa gini dari pada tidur mending aku
nulis saja. Mungkin saja bisa diterbitin,” jawabku lengkap.
Saat
sedang asyik-asyik mengetik. Khayalan aku menerawang mencari kata-kata bahan
tulisan. Rio dan Yuni datang menghampiriku.
“Hus
kamu lagi apa, bisa pinjem komputernya sebentar nggak, ngopiin data nih,” Pinta
Rio.
“
Aduh gimana ya Rio, aku lagi ngetik cerita nih, inspirasi ku bisa keganggulah,”
candaku.
“Bentar
doank lagi Hus,” Jawabnya. Tak berapa lama Siska duduk di kursi sebelahku.
“Hus,
kamu anggota perpus kan”? Tanyanya.
’iya,
Sis. Emangnya kenapa”? Jawabku singkat.